.jpg)
.jpg)
JAKARTA, STATUSSINDO - Penyakit lupus cukup sulit dideteksi karena gejalanya sering menyerupai penyakit lain. Gejala yang muncul dari satu pasien ke pasien lain juga berbeda-beda sehingga penyakit ini juga dikenal sebagai penyakit seribu wajah.
"Memang tidak ada gejala khusus pada penyakit lupus. Lupus menyerang seluruh organ tubuh dan banyak pasien lupus terserang organ vitalnya," ujar Dokter Spesialis Penyakit Dalam-Konsultan Hematologi dan Onkologi Medik Zubairi Djoerban di Jakarta, Kamis (6/5/2015).
Namun, pasien bisa melakukan Saluri (Sadari lupus sendiri) dengan memperhatikan banyaknya gejala yang pernah muncul pada pasien lupus. Gejala awal yang biasanya muncul, yaitu sakit pada persendian atau tulang, demam berkepanjangan atau panas tinggi bukan karena infeksi, sering merasa lelah, anemia, sakit di dada bila menghirup napas dalam-dalam, hingga gangguan ginjal seperti kebocoran ginjal dan protein keluar banyak melalui urin.
Waspadai juga pada gejala yang muncul pada tubuh seperti, kulit sering kali ruam kemerahan, muncul bercak merah pada wajah yang berbentuk seperti kupu-kupu, rambut rontok, ujung jari bewarna kebiruan atau pucat, sariawan yang hilang timbul.
Gejala lain yaitu sensitif terhadap sinar matahari, stroke, penurunan berat badan, kejang, hingga mengalami keguguran bagi wanita hamil. Pada pasien lupus, biasanya muncul lebih dari satu gejala, dari ringan sampai berat.
"Jika ada beberapa gejala tersebut, periksa ke dokter sepesialis penyakit dalam. Dokter dan perawat juga harus terampil diagnosis lupus. Kalau terlambat bisa menyebabkan kematian," ungkap Zubairi yang juga penasehat Yayasan Lupus Indonesia (YLI) itu.
Lupus merupakan penyakit autoimun yang menyerang seluruh organ tubuh. Manusia membentuk antibodi yang gunanya untuk melindungi tubuh dari berbagai serangan virus, kuman, maupun bakteri. Namun, pada pasien lupus, produksi antibodi tidak normal atau berlebihan.
Antibodi ini justru tak lagi berfungsi menyerang virus hingga bakteri dalam tubuh, tetapi menyerang sel dan jaringan tubuhnya sendiri. Penyebab lupus pun hingga kini belum diketahui pasti.
"Memang tidak ada gejala khusus pada penyakit lupus. Lupus menyerang seluruh organ tubuh dan banyak pasien lupus terserang organ vitalnya," ujar Dokter Spesialis Penyakit Dalam-Konsultan Hematologi dan Onkologi Medik Zubairi Djoerban di Jakarta, Kamis (6/5/2015).
Namun, pasien bisa melakukan Saluri (Sadari lupus sendiri) dengan memperhatikan banyaknya gejala yang pernah muncul pada pasien lupus. Gejala awal yang biasanya muncul, yaitu sakit pada persendian atau tulang, demam berkepanjangan atau panas tinggi bukan karena infeksi, sering merasa lelah, anemia, sakit di dada bila menghirup napas dalam-dalam, hingga gangguan ginjal seperti kebocoran ginjal dan protein keluar banyak melalui urin.
Waspadai juga pada gejala yang muncul pada tubuh seperti, kulit sering kali ruam kemerahan, muncul bercak merah pada wajah yang berbentuk seperti kupu-kupu, rambut rontok, ujung jari bewarna kebiruan atau pucat, sariawan yang hilang timbul.
Gejala lain yaitu sensitif terhadap sinar matahari, stroke, penurunan berat badan, kejang, hingga mengalami keguguran bagi wanita hamil. Pada pasien lupus, biasanya muncul lebih dari satu gejala, dari ringan sampai berat.
"Jika ada beberapa gejala tersebut, periksa ke dokter sepesialis penyakit dalam. Dokter dan perawat juga harus terampil diagnosis lupus. Kalau terlambat bisa menyebabkan kematian," ungkap Zubairi yang juga penasehat Yayasan Lupus Indonesia (YLI) itu.
Lupus merupakan penyakit autoimun yang menyerang seluruh organ tubuh. Manusia membentuk antibodi yang gunanya untuk melindungi tubuh dari berbagai serangan virus, kuman, maupun bakteri. Namun, pada pasien lupus, produksi antibodi tidak normal atau berlebihan.
Antibodi ini justru tak lagi berfungsi menyerang virus hingga bakteri dalam tubuh, tetapi menyerang sel dan jaringan tubuhnya sendiri. Penyebab lupus pun hingga kini belum diketahui pasti.
0 komentar:
Posting Komentar